Pages

Blogroll

About

Blogger templates

Blogger news

Featured Posts

Sabtu, 16 November 2013

Mesin las

Cara kerja Mesin Las Listrik

Mesin Las

Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
- motor bensin atau diesel
- gardu induk

Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt

Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus.

Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.







Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari mesin las.

Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja.

Mesin las ada dua macam, yaitu:
- mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
- mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)

Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.

Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.

- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)

catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity

- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan

Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:
- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah

Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.










Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala ampere.

Mesin kompresor

Melihat Konstruksi Dan Cara Kerja Kompresor Udara



Kompresor Udara – Komproser umum digunakan tuk kebutuhan mekanik ataupun kerja lapangan lain yg memang membutuhkan alat kompresor ini, kompresor sendiri merupakan peralatan mekanik yg  dapat dipakai tuk memberikan energi kepada fluida gas/udara, sehingga gas/udara dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain secara terus menerus.

Cara kerja kompresor udara pada umumnya  apabila suatu gas/ udara didalam sebuah ruangan tertutup lalu ditekan volumenya hingga ke titik tertentu, secara otomatis  gas/ udara tersebut akan mengalami kompresi. Kompressor yg memakai azas ini disebut kompressor jenis displacement dan prinsip kerjanya dapat gambarkan seperti dibawah ini:




Jika mengacu pada cara kerja kompresor udara, maka akan dibagi menjadi dua bagian, yg pertama adalah Displacement (torak) dan kedua adalah Dynamic (rotary) yg mengalirkan udara melalui putaran sudu berkecepatan tinggi.
Proses dan cara kerja kompresor udara  yg terjadi pada kompressor torak dapat dijelaskan dgn menggunakan pendekatan seperti terlihat pada dibawah ini





Langkah kompresi pada torak dimulai pada titik (1) diagram P-V, lalu bergerak ke kiri dan udara dimampatkan hingga tekanan naik ke titik (2). Pada bagian ini tekanan dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yg lebih tinggi dari pada tekanan dalam pipa keluar (atau tangki tekan) yg berakibat katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. apablia torak terus bergerak ke kiri, udara akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd. Di titik (3) torak sampai pada titik mati atas, yaitu titik akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.





Dari gambar diatas  telihat gambar dan susunan konstruksi kompressor yg menarangkan  secara visual bahwa udara masuk melalui air intake filter diisap oleh torak sampai ke titik maksimum bawah. Sebelum masuk ke torak udara didalam kartel bersamaan dihsap melalui pipa vacum, yang menyebabkan  tidak terjadinya vacum di dalam kartel. lalu udara yg vacum di silinder keluar melalui pipa vacum.

Mengenal Kondensasi Uap Air
Udara yg diisap dan diendapkan didalam kompressor akan mengandung uap air dalam jumlah volume yang besar. apabila uap ini didinginkan maka udara yg keluar dari kompressor yang berakibat pada uap akan mengembun menjadi air. Air ini akan terbawa ke mesin/ peralatan yg menggunakannya dan mengakibatkan kerusakan pada pelumasan, korosi dan peristiwa water hammer pada piping system.

Aftercooler merupakan heat-exchanger yg berfungsi tuk mendinginkan udara/ gas yang dihsilkan o leh kompresor tuk membuang uap air yg tidak diinginkan sebelum dikirim ke alat lain. Uap air dipisahkan dari udara dgn cara pendinginan dgn air atau oli pendingin.




cara kerja mesin hidrolik

Cara kerja Sistem Hidrolik

Add caption



1. Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa (gear pump piston pump No.4) di dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertikal diatas tangki hidrolik.





  2.  Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump (No.4) melalui sebuah Check Valve (No.9) yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve (No. 7) melalui Four Way 2 Ball Valve-Manifold Block (No. 5).


  3 Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve (No.6) ini, berfungsi  mengatur dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan  mundur, apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.
4.      Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung dengan sebuah Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang diatas Manifold Block (No.5) mendapat perintah dari Amplifier Card (Relay Control) untuk membuka katupnya pada saat beban screw press naik dan menutupnya pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju mundur sesuai dengan beban yang distel di amplifier card (relay control) yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah CT yang terpasang di dalam kotak starter.
5.      Silinder  hidrolik mempunyai  dua jalur sambungan, satu didepan dan satu di belakang. Tekanan minyak yang  masuk ke jalur depan, sumbu silinder hidroliknya mundur, dan yang masuk ke jalur belakang sumbu hidroliknya maju.
6.      Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah Intergral Oil Cooler (No.17), kemudian disaring oleh Return Line Filter (No.12). Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.
7.      Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka dengan cara memutar baut yang terdapat di Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak dapat melihat penunjuknya pada PressureGauge (No.11). Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) dan SolenoidUnloading Valve (No.11) berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve (No.10) yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge (No.11). 
8.      Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat dilihat pada Fluid Level Gauge (No.15).
9.      Pengoperasian sistem hidrolik tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor Hidrolik (No.2) dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus dipasang sebuah Pressure Switch .
10.  Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus pula dipasang akumulator (integral oil cooler No.17 ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem hidrolik diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik tetap bekerja).
11.  (Point 9 dan 10 diatas) Dengan menggunakan pressure switch dan akumulator dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor dan pompa hidrolik dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah tidak efesien karena biaya perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal.
Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu dalm keadaan ON/OFF seketika karena beban ampere teralu tinggi dan suhu panas sehingga mudah terbakar.
Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu disentakkan oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat rusak dan sompel.
Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri setelah beroperasi selam 1-2 tahun, karena harus diulang dengan gas nitrogen setiap tahun dengan alat suntik khusus-charging kit.